Firman Tuhan di Matius 5:6 dikatakan sebagai berikut, “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.” Dari kalimat yang disampaikan oleh Tuhan Yesus ini, kita mengetahui secara jelas bahwa lapar dan haus di sini bukanlah lapar dan haus secara fisik, namun dikaitkan dengan lapar dan haus akan kebenaran. Lalu seperti apakah yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus mengenai lapar dan haus akan kebenaran itu? Inilah yang akan saya sampaikan pada seri Khotbah Ucapan Bahagia ke 6 dengan tema Lapar dan Haus akan Kebenaran.
Di masa sekarang ini, sudah jarang kita melihat orang-orang yang kelaparan yang tidak mampu makan atau minum. Namun tentu saja ada orang-orang di dunia ini yang bahkan tidak mampu membeli kebutuhannya yang paling dasar yaitu makan dan minum. Sebelum saya menjelaskan lebih lanjut, mari kita lihat beberapa PPT yang menunjukkan orang-orang yang lapar dan haus secara fisik, sehingga nanti ketika saya menjelaskan lapar dan haus akan kebenaran dapat dimaknai dengan baik dan benar.
PPT “Kelaparan” dan Video “Drink dirty water” dijalankan dan dijelaskan secara singkat.
Setelah kita melihat betapa makanan dan minuman sangat berharga di dalam hidup kita, kini saya akan menjelaskan arti dari firman Tuhan ini.
Di masa Tuhan Yesus mengatakan ucapan bahagia ini, sangat sulit bagi masyarakat ketika itu untuk dapat hidup secara layak. Upah buruh ketika itu sangat kecil sementara mereka harus membeli segala sesuatu dari upah yang tidak layak. Di masa itu, karena tidak mungkin hidup berkecukupan, maka mereka tahu seperti apakah kelaparan dan kehausan itu.
Untuk mendapatkan air minum, seseorang harus berjalan sangat jauh dan melalui jalan-jalan yang sulit dan berdebu, terkadang disertai angin panas yang kencang. Membawa air tentu sangatlah berat, sehingga mereka begitu menghargai arti air yang didapatkan dengan penuh perjuangan. Sehingga kita dapat memahami bahwa haus yang demikian bukanlah haus biasa, melainkan haus yang ekstrem.
Orang-orang di masa itu sangat mengerti dan memahami arti lapar dan haus yang ekstrem. Seseorang dapat saja mengalami kematian karena kelaparan atau kehausan di masa itu. Karena itulah ketika Tuhan Yesus membuat mujizat dengan melipatgandakan roti dan ikan, orang-orang itu kemudian mengikut Yesus, karena mereka merasa akan terus mendapatkan makanan dengan mudah, perhatikan Yoh 6:25-26, “Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” 6:26 Yesus menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.
Jadi kelaparan yang dilukiskan di dalam ucapan berbahagia ini bukanlah kelaparan dan kehausan yang biasa, bahkan bukan seperti kita mengalami kelaparan dan kehausan karena puasa ataupun terlewat jam makan kita. Kita saja ketika mengalami kelaparan dan kehausan, akan berakibat tidak dapat berkonsentrasi dalam bekerja, akan emosional dan akan berusaha untuk segera makan dan minum. Untuk kelaparan dan kehausan jenis ini saja, kita tidak dapat dipuaskan hanya dengan makan satu atau dua sendok nasi, tidak dapat dipuaskan dengan satu atau dua tetes air saja. Kita akan mencari makan dan minum sampai membuat kita kenyang dan minum sampai puas.
Lalu bagaimana dengan kelaparan dan kehausan yang ekstrem di masa Tuhan Yesus itu? Kelaparan dan rasa haus di masa Tuhan Yesus adalah kelaparan dan kehausan yang terjadi bukan dalam waktu satu atau dua hari, namun terjadi dalam jangka waktu yang lama sampai seseorang itu pada akhirnya mengalami kekurangan gizi. Kelaparan seperti ini tidak dapat diobati hanya dengan memakan satu atau dua piring nasi, tidak dapat diobati dengan satu atau dua gelas air saja. Kelaparan dan kehausan seperti ini sudah merusak organ-organ dalam tubuh dan membuat darah begitu kental, otak kekurangan gizi serta tubuh yang begitu mudah terkena sakit penyakit.
Untuk mengobati rasa lapar dan haus yang demikian ekstrem, adalah suatu keharusan agar seseorang makan makanan yang bergizi dan minum minuman yang bergizi, secara continue sampai benar-benar pulih. Dan jangan pernah tanyakan kepada mereka apakah mereka benar-benar ingin makan dan minum seperti layaknya setiap orang, karena orang yang lapar dan haus seperti ini sudah pasti berjuang untuk bisa makan dan minum.
Demikian jugalah yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus bahwa seseorang yang mengalami kelaparan dan kehausan akan kebenaran adalah orang yang benar-benar berbahagia. Karena orang yang seperti ini akan terus berjuang untuk mendapatkan kebenaran yang sejati. Seseorang yang sangat lapar dan haus secara ekstrem seperti contoh dan penjelasan yang telah saya sampaikan di atas, pasti akan berjuang dengan bertaruh nyawa untuk memenuhi rasa lapar dan haus mereka. Demikian jugalah seseorang yang mencari kebenaran dengan amat sangat akan mempertaruhkan nyawa mereka demi mendapatkan kebenaran yang sejati itu.
Setelah seseorang mendapatkan kepuasan dari rasa lapar dan haus akan kebenaran, maka orang itu tidak akan berhenti begitu saja. Seperti seorang yang membutuhkan makanan dan minuman setiap harinya, demikian jugalah sikap orang benar yang lapar dan haus akan kebenaran, bahkan sekalipun ia sudah mendapatkan kebenaran sejati itu, ia akan terus memenuhi hidupnya dengan kebenaran yang ia dapatkan.
Jadi di sinilah kita bisa memahami bahwa Tuhan Yesus berkata “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.” Orang yang lapar dan haus akan kebenaran haruslah benar-benar bahagia, karena ada perjuangan dari orang ini untuk mendapatkan kebenaran yang sejati. Ada continuitas dalam hidup orang ini untuk terus mendapatkan kebenaran. Maka orang yang seperti ini akan selalu merenungkan Firman Tuhan dan ia tidak akan disesatkan oleh pengajaran-pengajaran yang menyimpang. Ia tidak akan tergoyahkan imannya oleh kenikmatan dan kesesatan dunia karena ia memiliki kebenaran yang kokoh di dalam hidupnya.
Seseorang yang lapar dan haus kebenaran akan berani mempertaruhkan nyawanya demi mendapatkan kebenaran di dalam hidup. Tidak ada yang dapat menghalanginya dalam mencari kebenaran. Di Maz 42:2 dikatakan, “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.” Kita mungkin biasa saja membaca ayat ini dan ini merupakan ayat yang sudah sering kita dengar bahkan ada banyak lagu pujian mengenai rusa yang haus akan sungai yang berair. Namun tahukah kita bahwa seekor rusa yang haus akan air, ia harus mempertaruhkan nyawanya terhadap bahaya yang mengancam sewaktu-waktu. Sekalipun ada bahaya dan nyawa adalah taruhannya, seekor rusa akan terus mencari air untuk memuaskan dahaganya. Ia tidak akan berhenti untuk minum atau meratapi nasibnya karena ada bahaya yang mengancam nyawanya ketika ia minum. Ia akan terus berjuang sekalipun bahaya mengancam dirinya.
Untuk lebih memahami ayat ini, saya akan putarkan clip agar kita semua dapat memiliki pemahaman yang lebih jelas akan ayat ini.
Putar klip no 2. Rusa yang Haus, ini linknya agar tidak kena copyright:
https://www.youtube.com/watch?v=xWbcyaztc_g
Dari klip yang saya putar tadi, maka kita bisa melihat bagaimana Alkitab menggambarkan di Maz 42:2 dikatakan, “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.” Di sini kita diajar untuk memiliki rasa haus yang ekstrem akan Allah dan berani mengambil risiko atas rasa haus itu. Bila dahulu kekristenan mula-mula bertaruh nyawa ketika mereka bersekutu untuk beribadah, di masa ini orang-orang Kristen tidak bertaruh nyawa ketika berkumpul dan beribadah, paling-paling kita bertaruh jalanan macet dan hujan deras serta menahan rasa kantuk ketika beribadah.
Jadi kita bisa melihat bahwa pengorbanan yang kita lakukan saat ini tidaklah sebanding bila dibandingkan dengan pengorbanan orang-orang percaya di masa kekristenan mula-mula. Maksud saya adalah; marilah kita sungguh-sungguh mencari Tuhan dan berani membayar harga untuk mempertahankan iman di dalam Tuhan Yesus berapapun harga yang harus kita bayarkan, dan terus setia mengikut Tuhan sampai kita berpulang ke surga.
Maka dari apa yang saya sampaikan di atas dan juga contoh-contoh yang saya sampaikan maka ada beberapa hal yang dapat kita pelajari:
- Seperti seorang yang lapar dan haus secara ekstrem, demikian jugalah kita harus lapar dan haus secara ekstrem dalam mencari kebenaran sejati. Carilah kebenaran sejati berapapun harga yang harus kita bayar. Namun perlu kita ketahui bahwa untuk poin ini kita telah menemukan kebenaran sejati itu; yaitu di dalam Tuhan Yesus sebagai satu-satunya Tuhan dan Jurselamat kita. Namun berapa banyak orang yang kita kenal yang belum mendapatkan kebenaran sejati ini? Inilah tugas kita sebagai orang percaya untuk memberitakan Injil kepada mereka. Mari beritakanlah Kebenaran Sejati ini kepada mereka agar mereka juga diselamatkan sama seperti kita.
- Sama seperti seseorang yang setelah makan dan minum dengan cukup, ia akan terus makan dan minum setiap hari tanpa putus-putus seumur hidupnya. Maka demikianlah kita harus terus mendapatkan kebenaran melalui kebenaran Firman Tuhan yang dapat kita baca melalui Alkitab ataupun melalui khotbah-khotbah yang kita dengar. Teruslah merenungkan dan menggali Firman Tuhan sehingga kita akan kuat dan kokoh tertanam di dalam kebenaran.
- Sama seperti seekor rusa yang tahu akan bahayanya ketika ia minum dan harus bertaruh nyawa demi bisa minum, demikian jugalah kita sebagai anak-anak Tuhan harus berani mempertaruhkan nyawa kita demi memegang kebenaran yang telah kita dapatkan. Jangan pernah lepaskan iman kita dan jangan pernah tinggalkan Tuhan Yesus demi kenikmatan dunia yang hanya sementara ini. Ketika kita setia mengikut Tuhan, kita akan mendapatkan kepuasan di hati kita bahwa kita telah mendapatkan keselamatan kekal, jiwa kita bersukacita karena kita memiliki kepastian akan keselamatan, karena itu, ikutlah Tuhan Yesus sekalipun nyawa taruhannya, setialah ikut Tuhan Yesus sampai kita berpulang ke surga. Amin
Oleh Ps Jimmy Lizardo
6. Bisakah Kita Menjadi Orang Yang Suci