Kita akan melanjutkan kembali dalam seri khotbah ucapan berbahagia yang disampaikan oleh Tuhan Yesus di bukit. Kita akan bersama-sama belajar di ayat Mat 5: 11, “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.”
Bila minggu lalu kita telah belajar bagaimana seseorang dapat dikatakan berbahagia ketika dianiaya karena kebenaran, maka sekarang kita akan belajar bagaimana seseorang dapat dikatakan berbahagia bila dicela, dianiaya dan difitnahkan segala yang jahat. Memang cukup aneh bila seseorang dikatakan berbahagia apabila difitnahkan segala yang jahat. Bukankah seseorang yang dicela, dianiaya dan difitnahkan yang jahat merupakan penderitaan berat bagi seseorang?
Karena itulah pada kesempatan ini saya akan menjelaskan arti dari Firman Tuhan ini agar kita memiliki pemahaman yang benar.
Isi
Saya yakin bahwa di dunia ini rasanya tidak ada seorangpun yang ingin dengan sengaja dicela, dianiaya dan difitnahkan segala yang jahat tentang dirinya. Rasanya ini hal yang aneh apabila seseorang menginginkan hal ini. Maka kita harus memaknai hal ini bukan sebagai pencapaian atau cita-cita atau kerinduan seseorang, namun ini adalah sebuah peristiwa yang tidak dapat dihindari, dan seringkali ini adalah peristiwa yang harus dialami oleh anak Tuhan.
Tuhan Yesus melandaskan perkataan-Nya dengan kalimat, “Berbahagialah kamu, jika karena Aku”. Hal ini harus menjadi landasan dari semua peristiwa yang terjadi. Kita tidak dapat mengatakan “berbahagia ketika dicela, dianiaya dan difitnahkan segala yang jahat apabila hal itu terjadi karena kesalahan kita sendiri.
Firman Tuhan di 1 Petrus 2:19 mengatakan demikian, “Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.” Di sini kita bisa melihat bahwa yang dimaksudkan di Matius 5:11 adalah penderitaan yang dialami seseorang dan sama sekali bukan karena keinginan orang tersebut, atau juga karena kesalahan orang tersebut. Artinya orang tersebut telah hidup benar dan takut akan Tuhan, namun justru karena hidupnya yang benar inilah orang tersebut mengalami aniaya, dicela, dan difitnahkan segala yang jahat.
Orang-orang seperti ini harus mengerti bahwa penderitaan yang ia tanggung merupakan kehendak Allah dan bukan kehendak dirinya. Justru karena bukan kehendak dirinya, melainkan kehendak Allah maka penderitaan ini menjadi penderitaan yang berlandaskan kebenaran. Lebih lanjut dikatakan di ayat berikutnya, di 1 Pet 2:20, “Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.”Hal tersebut menunjukkan bahwa penderitaan yang dialami bukan karena dosa ataupun kesalahan seseorang, melainkan karena Allah.
Pernahkah kita mendengar seorang kristen yang sejak kecil rajin ke gereja namun ketika suatu saat setelah dewasa dan mengalami penderitaan atau masalah, seperti misalnya kebangkrutan ekonomi atau sakit parah yang diderita, dan itupun bukan karena kesalahannya sendiri, kemudian orang seperti ini marah kepada Tuhan, menuduh Tuhan tidak adil, marah kepada hamba Tuhan dan kemudian meninggalkan persekutuan saudara seiman. Saya rasa banyak orang Kristen yang berlaku seperti ini, karena mereka belum mengerti dengan benar kebenaran Firman Tuhan.
Banyak orang Kristen merasa bahwa penderitaan yang dialami adalah penderitaan yang tidak seharusnya ia tanggung. Misalnya sakit parah seperti gagal jantung, gagal ginjal, kanker, dsb. Atau juga karena persoalan pekerjaan yang tiba-tiba harus di PHK, atau usaha yang merosot tajam dan mengalami kebangkrutan, atau persoalan keluarga seperti mengalami perselingkuhan, perceraian, ditinggal oleh orang yang dikasihi, dan masih banyak lagi. Mereka marah kepada Tuhan karena merasa telah rajin ke gereja, aktif melayani, memberikan persembahan, persepuluhan, dan sebagainya.
Mari coba kita telaah lebih dalam kebenaran Firman Tuhan ini. Kalau seseorang marah kepada Tuhan karena merasa penderitaan yang dialami adalah penderitaan yang tidak seharusnya ia tanggung, apakah hal ini berarti bahwa dia ingin mengalami penderitaan yang seharusnya ia tanggung? Artinya adalah; setiap kesalahannya akan mendapatkan hukuman dan balasan dari Allah dan ia tidak boleh marah karena hal itu. Bila hal ini benar-benar diterapkan maka semua orang di dunia ini akan frustrasi dengan begitu banyaknya kesalahan dan hukuman yang harus diterimanya. Bukankah setiap hari kita melakukan kesalahan dan dosa namun tidak semua kesalahan dan dosa mendapatkan balasan langsung dari Allah?
Saya berikan contoh; misalnya kita menuduh seseorang dan mengatakan yang buruk mengenai karakter seseorang, namun di kemudian hari kita sadari bahwa apa yang pernah kita katakan itu tidak benar dan kita keliru dalam memahami seseorang. Sementara kita tidak pernah mendapatkan balasan apapun dari orang itu, atau juga tidak pernah mendapatkan balasan dari Tuhan atas kejadian itu.
Nah apakah kita berani katakan bahwa Tuhan tidak adil karena Ia tidak menghukum kita yang telah jelas bersalah? Tentu kita tidak akan meminta hukuman Tuhan, melainkan meminta Tuhan untuk menghapus dosa pelanggaran bahkan melupakannya. Ini hanya contoh kecil dari pelanggaran dan dosa yang bisa saja kita lakukan, namun tidak mendapatkan hukuman dari Tuhan.
Maksud saya adalah, apabila dosa dan pelanggaran yang kita lakukan seringkali diampuni dan dilupakan oleh Tuhan, mengapa kita harus marah apabila kita mengalami penderitaan yang bukan karena dosa dan kesalahan kita? Bukankah kita menerapkan double standard terhadap Tuhan?
Bila kita ingin Allah adil terhadap diri kita, maka rasanya hidup kita akan “habis” oleh Tuhan, karena ada begitu banyak pelanggaran dan dosa yang kita lakukan. Namun justru karena kebaikan Tuhanlah, pelanggaran dan dosa kita tidak dibalaskan oleh Tuhan. Maka kita harus bersyukur akan hal ini, bahwa Kasih Allah menghapuskan dosa dan pelanggaran kita.
Selain itu, kita juga harus mengerti bahwa apabila kita mengalami dicela, dianiaya dan difitnahkan segala yang jahat dan hal itu bukanlah penderitaan yang seharusnya kita tanggung, maka ini adalah kasih karunia dari Allah. Dan karena ini adalah kasih karunia dari Allah maka Allah pasti akan memberikan kita kekuatan untuk menanggungnya.
1 Pet 2:21 dan 23 mengatakan demikian, “Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.” Ayat 23: Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.”
Jadi penderitaan karena nama Tuhan yang kita alami adalah penderitaan karena kasih karunia dan bukan karena pembalasan hukuman Tuhan. Ada begitu banyak hukuman Tuhan yang tidak ditanggungkan kepada kita, dan begitu sedikitnya penderitaan yang kita alami karena nama Tuhan. Bukankah kita harus bersyukur kepada Tuhan karena hal ini?
Firman Tuhan yang saya sampiakan tadi mengatakan bahwa kita dipanggil untuk menderita bahkan penderitaan yang kita alami telah dialami lebih dahulu oleh Tuhan Yesus sendiri, Tuhan Yesus telah memberikan contoh teladan kepada kita. Ketika Tuhan Yesus dicaci maki, Ia tidak membalasnya, ketika Yesus menderita berbagai cambukan, pukulan, hinaan dan sebagainya, Tuhan Yesus sama sekali tidak membalasnya. Dan ini adalah contoh yang Tuhan Yesus tinggalkan untuk kita.
Karena itulah Tuhan Yesus berkata bahwa kita harus benar-benar berbahagia bahwa kita menderita bukan karena kesalahan kita, namun karena nama Tuhan. Bayangkan apabila kita menderita karena kesalahan kita, pastilah kita akan malu sekali, misalnya seorang Kristen yang tertangkap korupsi, bukankah hukuman penjara yang harus ia jalani merupakan sebuah cela yang memalukan?
Sebaliknya, apabila seseorang menderita karena nama Tuhan, bukankah hal itu hal yang “membanggakan” karena kita menderita bukan disebabkan dosa, melainkan karena nama Tuhan. Perhatikan di Kisah Para Rasul 5:41 Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus. Dan tahukah kita bahwa para rasul di masa itu juga mengalami begitu banyak penderitaan karena nama Tuhan. Berikut saya sampaikan para rasul dan cara kematiannya;
- PETRUS
Kematian PETRUS Dikisahkan bahwa ia dibunuh dengan cara Disalibkan secara terbalik dengan posisi Kepala dibawah. - ANDREAS
Merupakan saudara dari Petrus, kematian Tragis yang dialami Andreas yaitu ia mati disalib dengan posisi membentuk huruf X. - MATIUS
Ia Mati karena disiksa kemudia dibunuh menggunakan Pedang di daerah Etiopia. - YAKOBUS
Ia merupakan saudara tiri dari Yesus dan pemimpin gereja di Yerusalem, Yakobus mati karena dirajam dan dilemparkan dari puncak bumbungan bait Allah dimana tempat saat Yesus pernah digoda dan dicobai oleh setan pada masa hidupnya. - YOHANES
Yohanes dikenal juga sebagai penulis injil Yohanes, Yohanes pernah direbus hidup-hidup pada kuali minyak yang mendidih, akan tetapi menurut sejarah Yohanes berhasil selamat dan tidak mengalami luka-luka sedikitpun karena pertolongan tuhan. Akan tetapi setelah itu Yohanes dibuang dan diasingkan ke pulau Patmos. - FILIPUS
Ia merupakan murid yesus yang banyak dikisahkan dalam injil Yohanes, Kisah kematiaanya sama dengan yang dialami oleh Petrus, yaitu disalibkan secara terbalik dengan posisi kepala dibawah. - BARTOLOMEUS
Ia mendapat hukuman pukulan cambuk yang sedemikian kejamnya sehingga semua kulitnya menjadi hancur terlepas. - LUKAS
Ia mati digantung di Yunani, setelah ia berkhotbah di sana kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan
9.MARKUS
Ia meninggal dunia di Alexandria (Mesir), setelah badannya diseret hidup-hidup dengan kuda melalui jalan-jalan yang penuh batu sampai ia menemukan ajalnya.
- RASUL THOMAS
Kematian Rasul Thomas yaitu dieksekusi dengan cara di tusuk oleh tombak di India11. YUDAS
Ia adalah saudaranya Yesus dan dihukum mati dengan panah, karena ia tidak bersedia untuk mengingkari Yesus12. MATIAS
Ia merupakan pengganti dari Yudas Iskariot. Matius mati dihukum rajam dan akhirnya dipenggal kepalanya
Bila kita melihat bahwa para Rasul yang merupakan orang kudus, orang suci dan orang yang begitu dekat dengan Allah mendapatkan begitu banyak penderitaan yang tidak seharusnya ia tanggung dan yang bukan karena dosa dan kesalahannya sendiri melainkan karena Nama Tuhan, mengapa kita yang begitu banyak dosa dan kesalahan tidak rela mendapatkan “kehormatan” seperti para rasul yang menderita karena nama Tuhan? Sudah seharusnya kita merasa mendapatkan “kehormatan” dan sukacita karena nama Tuhanlah, diri kita mendapatkan celaan, hinaan dan segala fitnah. Maka di akhir khotbah ini, saya tutup dengan kalimat, “Selamat datang penderitaan karena nama Tuhan.” Amin
Ps Jimmy Lizardo
10. Bersukacita Dan Bergembira Karena Upah Kita Besar Di Surga